Sabtu, 03 November 2012

Cara Penggunaan Obat


 
CARA PENGGUNAAN OBAT

A. Pengertian obat

Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit.
Obat ada yang bersifat tradisional seperti jamu, obat herbal dan ada yang telah melalui proses kimiawi atau fisika tertentu serta telah di uji khasiatnya. Yang terakhir inilah yang lazim dikenal sebagai obat.Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau khasiatnya bisa kita dapatkan.

B.   Macam-macam obat

v  Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatan berwarna hijau. Dalam obat disertai brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi , dosis dan aturan pakai, nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat pabrik serta cara penyimpanannya.

v  Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk mengobati penyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri. Obat bebas terbatas termasuk obat keras dimana pada setiap takaran yang digunakan diberi batas dan pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam mengelilingi bulatan berwarna biru serta sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975 ada tanda peringatan P. No.1 sampai P.No.6 dan harus ditandai dengan etiket atau brosur yang menyebutkan nama obat yang bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yang digunakan, nomor batch, tanggal kadaluarsa, nomor registrasi, nama dan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara pemakaian, peringatan serta kontraindikasi.


v  Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, dimana pada bungkus luarnya diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang didalamnya terdapat huruf "K" yang menyentuh lingkaran hitam tersebut. Termasuk juga semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara parenteral baik dengan cara suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan.

v  Obat Narkotika dan Psikotropika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan.
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
C.   Dosis obat
Dosis obat adalah jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek tertentu terhadap suatu penyakit atau gejala sakit.Jika dosis terlalu rendah (under dose) maka efek terapi tidak tercapai. Sebaliknya jika berlebih (over dose) bisa menimbulkan efek toksik/keracunan bahkan sampai kematian.
D.   Resep obat
Resep Obat adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker untuk memberikan obat yang dikehendaki kepada pasien. Oleh karenanya pasien tidak diharuskan mengerti tulisan resep obat. Akan tetapi apotekerlah yang wajib mengerti tulisan resep obat dan memberikan informasi obat yang dibutuhkan oleh pasien. Mulai dari nama obat, dosis, aturan pakai, efek samping sampai hal-hal lain yang berhubungan dengan obat dan penyakit pasien. Dari alur tersebut jelaslah bahwa pasien mendapatkan informasi lebih dari sekedar bisa membaca resep obat. Dalam hal ini keaktifan pasien untuk bertanya/berkonsultasi dengan apoteker ketika menebus obat di apotik sangat dibutuhkan.
E.   Mekanisme Kerja Obat
Efek Obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor pada sel suatu organisme. Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimiawi dan fisiologi yang merupakan respon khas untuk obat tersebut.
F.   Reseptor obat
Reseptor Obat merupakan komponen makromolekul fungsional yang mencakup 2 konsep penting. Pertama bahwa obat dapat mengubah kecepatan kegiatanfaal tubuh. Kedua bahwa obat tidak menimbulkan suatu fungsi baru, tetapi hanya memodulasi fungsi yang sudah ada.Walaupun tidak berlaku bagi terapi gen, secara umum konsep ini masih berlaku sampai sekarang. Setiap komponen makromolekul fungsional dapat berperan sebagai reseptor obat, tetapi sekelompok reseptor obat tertentu, juga berperan sebagai reseptor untuk ligand endogen (hormon, neurotransmitor). Substansi yang efeknya menyerupai senyawa endogen disebut agonis. Sebaliknya, senyawa yang tidak mempunyai aktivitas intrinsik tetapi menghambat secara kompetitif efek suatu agonis di tempat ikatan agonis (aginist binding site) di sebut antagonis.
G.   Cara penggunaan obat

1.     UMUM

v  Minumlah obat sesuai anjuran, pada waktu yang tepat dan sesuai jangka waktu pengobatan yang telah ditentukan. Penggunaan obat tanpa petunjuk langsung dari dokter hanya boleh untuk penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas serta untuk keadaan atau masalah kesehatan yang ringan. Jika anda menggunakan obat bebas atau obat bebas terbatas ikutilah aturan yang tercantum pada kemasan kecuali disarankan lain oleh tenaga kesehatan.

v  Penggunaan obat bebas atau obat bebas terbatas tersebut tidak dimaksudkan untuk penggunaan secara terus-menerus.

v  Jika anda merasa obat yang digunakan tidak memberikan manfaat atau menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan hubungi segera tenaga kesehatan terdekat.

v  Berbagai jenis obat-obat jangan dicampur dalam satu wadah.

v  Etiket pada wadah obat jangan dibuang karena pada etiket tersebut tertera cara penggunaan dan informasi penggunaan obat yang penting.

v  Untuk menghindari kesalahan, jangan meminum obat di tempat gelap. Bacalah cara pemakaian sebelum meminum obat juga tanggal kadaluarsanya



2.    Obat Oral (penggunaan melalui mulut)

v  Obat oral terdapat dalam beberapa bentuk sediaan seperti tablet, kapsul dan cairan. Jika anda kesulitan menelan obat dalam bentuk sediaan yang diberikan, hubungi tenaga kesehatan dan mintalah sediaan yang sesuai.

v  Ikutilah petunjuk tenaga kesehatan karena untuk efektifitas kerja obat yang optimal, beberapa obat harus diminum pada waktu makan dan beberapa obat harus diminum pada waktu lambung kosong.

v  Apabila anda meminum obat dalam bentuk cair, gunakanlah sendok takar, karena rata-rata sendok makan tidak sesuai untuk ukuran dosis.


3.    Obat Tetes Mata dan Obat Salep Mata

v  Obat tetes mata dan obat salep mata merupakan produk yang pembuatannya dilakukan secara steril (bebas kuman) sehingga dalam penggunaannya harus diperhatikan agar tetap bebas kuman.

v  Untuk mencegah kontaminasi (pencemaran), ujung wadah obat tetes mata jangan terkena permikaan benda lain (termasuk mata) dan wadah harus tetap tertutup rapat sesudah dipakai.

v  Cara pemakaian obat tetes mata : mula-mula cucilah tangan anda. Tengadahkan kepala, tarik kelopak mata bagian bawah. Teteskan/oleskan obat dan perlahan-lahan tutup mata anda. Jangan berkedip. Biarkan mata tertutup selama 1 sampai 2 menit.

v  Setelah menggunakan obat tetes mata atau obat salep mata, cucilah tangan anda kembali untuk membersihkan sisa obat.

v  Obat tetes mata dan obat salep mata yang telah terbuka dan dipakai jangan disimpan lebih dari 30 hari untuk digunakan lagi karena kemungkinan sudah tidak bebas kuman atau rusak.

v  Untuk menghindari infeksi, jangan gunakan obat tetes mata atau obat salep mata lebih dari satu orang.








4.   Obat Tetes Hidung

v  Cara pemakaian : bersihkan hidung anda. Tengadahkan kepala, teteskan obat dan tahan posisi kepala selama beberapa menit agar obat masuk ke lubang hidung.

v  Setelah dipakai, bilas ujung tetes hidung dengan air panas dan keringkan dengan kertas tisu kering.

v  Untuk menghindari infeksi jangan gunakan lebih dari satu orang.


5.    Obat Tetes Telinga

v  Untuk mencegah kontaminasi, ujung wadah obat tetes telinga jangan terkena permukaan benda lain (termasuk telinga).

v  Cara pemakaian : mula-mula cucilah tangan anda. Miringkan kepala atau berbaring dengan posisi miring.

v  Cara meneteskan obat :
Jari telunjuk diletakkan di depan tragus, telunjuk tersebut mendorong ke depan sedangkan jari tengah dan ibu jari memegang atau mengepit daun  telinga kemudian ditarik kearah atas belakang (untuk dewasa) atau kearah bawah belakang (untuk anak-anak) sehingga liang telinga tampak jelas dan lurus. Teteskan obat pada liang telinga, biarkan beberapa menit supaya obatnya mencapai dasar liang telinga.
Setelah digunakan, ujung wadah obat tetes telinga jangan dibilas, keringkan dengan kertas tisu kering dan tutup wadah dengan baik.

6.   Supositoria

v  Cara menggunakan obat dalam bentuk supositoria : mula-mula, cucilah tangan anda, buka bungkus alufoil dan lunakkan supositoria dengan air, berbaringlah, kemudian supositoria didorong ke dalam anus dengan jari anda. Jika supositoria terlalu lunak untuk dimasukkan, dinginkan obat dalam lekari  pendingin selama 30 menit atau air dingin sebelum membuka bungkus alufoil.

v  Cuci tangan anda sesudah memasukkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar