MANAJEMEN ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY “F” DENGAN ABORTUS
INKOMPLIT DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH PANGKEP
TANGGAL 29-30 JUNI
2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan
Program
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Stikes Mega
Rezky Makassar
DIAN FITRI LATIF
NIM : 08 3145 106 067
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN MEGA REZKY MAKASSAR
PROGRAM STUDI D III
KEBIDANAN
2012
MANAJEMEN ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY “F” DENGAN ABORTUS
INKOMPLIT DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH PANGKEP
TANGGAL 29-30 JUNI 2012
DIAN FITRI LATIF
08 3145 106 067
Karya
Tulis Ini Disetujui Untuk Di Pertahankan Dalam Ujian Karya Tulis Ilmiah Di
Hadapan Tim Penguji.
Makassar, September 2012
Mengetahui
:
Pembimbing I
Hj. Kasmah Mursalim, SKM,.M.Kes
NIDN: 092 707 790 3
|
Pembimbing II
Hj. Nurbajani
Tjanggi S.SiT.,MM.
NIP: 090 612540
|
Jurusan Kebidanan
Ketua
Hj. Nurbajani Tjanggi, S.ST., MM.
NIDN: 090 612 540
|
Prodi DIII Kebidanan
Ketua
Syamsuriyati, S.ST.,SKM,.M.Kes
NIP: 0927047301
|
|
|
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN WAKTU UJIAN
Dengan
ini menyatakan :
Nama : DIAN FITRI LATIF
NIM : 08 3145 106 067
Jurusan : Program D-III Kebidanan
Setuju untuk melakukan ujian karya
tulis ilmiah dengan judul “Manajemen
Asuhan Kebidanan Pada Ny “F” Dengan Abortus Inkomplit Di RS Umum Daerah pangkep Tanggal 29 – 30
Juni 2012”
Hari
/ Tanggal : Selasa
Jam : 18 September 2012
Mengetahui
:
Pembimbing I
Hj. Kasmah Mursalim, SKM,.M.Kes
NIDN: 092 707 790 3
|
Pembimbing II
Hj. Nurbajani
Tjanggi, S.SiT.,MM.
NIP: 090 612 540
|
Jurusan Kebidanan
Ketua
Hj. Nurbajani Tjanggi, S.ST., MM.
NIDN: 090 612 540
|
Prodi DIII Kebidanan
Ketua
Syamsuriyati,
S.ST.,SKM,.M.Kes
NIP: 0927047301
|
PENGESAHAN
TIM PENGUJI
Karya
tulis ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan oleh tim penguji program DIII
Kebidanan Stikes Mega Rezki Makassar yang dilaksanakan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 18 September 2012
TIM PENGUJI
Penguji I :
Syamsuriyati, S.ST,.SKM,.M.Kes ( )
Penguji II :
Hj. Nurbajani Tjanggi, S.SiT,.MM ( )
Penguji III :Hj.
Kasmah Mursalim, SKM,.M.Kes ( )
Mengetahui,
Jurusan Kebidanan Prodi
DIII Kebidanan
Ketua Ketua
Hj. Nurbajani Tjanggi, S.SiT,.MM Syamsuriyati,
S.ST.,SKM,.M.Kes
NIDN. 090 612540 NIDN.
092 7047301
RIWAYAT
HIDUP
A. IDENTITAS
PENULIS
1. Nama :Dian Fitri Latif
2. NIM :08 3145 106 067
3. Tempat/Tanggal
Lahir :Sawerigadi,
02 April 1990
4. Jenis
Kelamin :Perempuan
5. Agama :Islam
6. Suku/Bangsa :Muna/Indonesia
7. Alamat :Jl.Perintis Kemerdekaan 6, No. 51
B. RIWAYAT
PENDIDIKAN
1. Tamat
SDN 15 Sawerigadi, Kec. Barangka, Kab.Muna 2002
2. Tamat
SMP Neg. 2 Lawa Tahun 2005
3. Tamat
SMU Neg. 1 Sawerigadi 2008
4. Megikuti
Pendidikan Prodi D III Kebidanan Stikes Mega Rezky Makassar sejak Tahun 2008
sampai 2012
KATA PENGANTAR
Bissmillahi Rahmani Rahim
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan karunia
dan rahmat-Nya, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan yang
merupakan salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di jurusan kebidanan
Program D III kebidanan Stikes Mega Rezky Makassar dengan judul “Manajemen asuhan kebidanan pada
Ny.”F” dengan abortus inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep”.
Penulis
menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini tidak akan terselesikan tanpa dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak meluangkan waktunya untuk
memberikan curah pikiran dan tenaganya demi kesempurnaan penulisannya. Oleh
karena itu dengan segala hormat perkenankan penulis mengucapkan terima kasih
banyak terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya Terkhusus kepada orang tua tercinta, ayahanda
La Ode Abdul latif Boy dan Ibunda Wa Ode Zaluwu Latif, yang tak pernah lelah mendoakan, menyayangi
serta memberi dukungan baik moril maupun finansial sampai hari ini.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Bapak
H. Alimuddin, SH. MH. M.Kn. selaku penasehat Pembina Yayasan Pendidikan
Islam Stikes Mega Rezky Makassar
2. Ibu
Hj. Suriyani, SH. MH selaku ketua Yayasan Pendidikan Islam Mega Rezky Makassar
3. Bapak
Dr. dr. H. Dwi Djokopurnomo, M.PH selaku ketua Stikes Mega Rezky Makassar.
4. Ibu
Nurbajani Tjanggi, S.SiT.,MM. selaku ketua jurusan kebidanan Stikes Mega Rezky
Makassar sekaligus sebagai pembimbing dalam penulisan karya tulis ilmiah.
5. Ibu
Syamsuriyati, S.ST.SKM.,M.Kes. selaku ketua program D III Kebidanan Stikes Mega
Rezky Makassar
6. Ibu
Sumarni, S.ST, SKM,.M.Kes selaku Pembimbing Akademik
7. Hj.
Kasmah Mursalim,SKM,. M.Kes. Telah bersedia berkoban serta sangat bijak dan
profesional dalam membimbing penulis ketika proses pembuatan dan penyusunan
Karya Tulis Ilmiahs
8. Bapak
F. Manaba AMR. SKM selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep
9. Segenap
dosen dan Staf Pegawai dilingkungan
Stikes Mega Rezky Makassar
10. Teristimewa
kepada saudara-saudaraku Benny Latif
Boy, Bardin Latif Boy, Wa Ode Umniyah Salah Latif, dan Wa Ode Muflihah Latif yang telah banyak memcurahkan kasih sayang,
dukungan serta doa restunya kepada penulis.
11. Sahabat-
sahabat yang sangat baik dan telah banyak memberikan canda dan tawanya serta
dukungan dan kerja samanya selama penulis mengikuti pendidikan.
12. Rekan-rekan
seperjuangan mahasiswa program D III kebidanan Stikes Mega Rezky Makassar yang
telah membantu dan memberikan dorongan dalam proses penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Dan untuk seluruh pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan doa dan support kepada
penulis serta rasa syukur yang teramat sangat kepada Allah SWT yang selalu
memberi kemudahan untuk segala aktivitas yang kita kerjakan. Kesempurnaan
takkan pernah digapai dengan hati yang ditutupi keangkuhan.
Penulis menyadari bahwa
karya Tulis ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, baik
dari segi penyusunan kalimat maupun dari
bobot keilmiahannya, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
mohon maaf dan bersedia menerima kritikan dan saran yang konstruktif untuk
Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat betmanfaat bagi penulis dan rekan-rekan sekalian. Amin
Makassar, 27
Agustus 2012
Dian Fitri latif
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
....................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................................ii
BIODATA
...............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR
..............................................................................................iv
DAFTAR ISI
...........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...........................................................................................1
B. Ruang Lingkup Pembahasan
.....................................................................4
C. Tujuan Penulisan
.......................................................................................4
1) Tujuan
Umum........................................................................................4
2) Tujuan
Khusus......................................................................................4
D. Manfaat Penulisan .....................................................................................5
E. Metode penulisan
......................................................................................6
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
A. Tinjauan tentang abortus............................................................................7
1. Pengertian.............................................................................................7
a. Abortus secara
umum.......................................................................7
b. Abortus inkomplit
.............................................................................8
2. Klasifikasi
Abortus.................................................................................8
3. Etiologi Abortus ...................................................................................10
4. Patofisiologi Abortus
............................................................................12
5. Komplikasi Abortus
..............................................................................12
6. Diagnosis Abortus
................................................................................13
7. Penanganan
........................................................................................15
B. Tinjauan umum tentang Abortus
Inkomplit.................................................17
1. Pengertian Abortus
inkomplit..............................................................17
2. Gejala Lain Dari Abortus Inkomplit
.....................................................17
3. Gambaran klinis Abortus inkomplit .....................................................18
C. Konsep Dasar Manajemen Asuhan
Kebidanan..........................................18
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
....................................................18
2. Tahapan Manajemen Asuhan Kebidanan
...........................................19
3. Dokumentasi dalam bentuk SOAP
.....................................................20
4. Standar Nomenklatur Asuhan Kebidanan
...........................................25
5. Bagan Manajemen Asuhan Kebidanan ..............................................27
BAB III STUDI KASUS
Langkah I :
Mengidentifikasi data dasar ………………..…….………..28
Langkah II :
Merumuskan diagnose / Masalah Aktual …………..........34
Langkah III :
Merumusan diagnose / Masalah Potensial………………37
Langkah IV : Tindakan Segera / Kolaborasi
…………………………….39
Langkah V : Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
............................39
Langkah VI : Pelaksanaan Asuhan kebidanan
……………………….....41
Langkah VII : Evaluasi …………………………………………………… .43
BAB IV
PEMBAHASAN ………………………………………………………… …51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
………………………………………………………………….58
B. Saran
………………………………………………………………………...59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran
1 : Lembar Konsul
Lampiran
2 : Usulan Judul KTI
Lampiran
3 : Rekomendasi Pengambilan Data Awal
Lampiran
4 : Surat Keterangan selesai Meneliti
dari RSUD. PANGKEP
DAFTAR
TABEL
Tabel
1 : Pendokumentasian Manajemen
asuhan Kebidanan
Tabel
2 : Gejala klinis Abortus
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Dalam
visi dan misi Indonesia sehat 2014 adalah “Masyarakat
Yang Mandiri dan Berkeadilan“. Visi ini dituangkan menjadi empat misi yaitu Meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta
dan masyarakat madani, Melindungi
kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, menjamin ketersediaan dan
pemerataan sumberdaya kesehatan, serta Menciptakan tata kelola kepemerintahan
yang baik.
Manajemen
adalah sebuah proses karena manajemen memerlukan waktu untuk melaksanakannya,
dan elemen-elemen dalam proses manajemen dilaksanakan berulang-ulang membentuk
sebuah siklus yang terarah dan teratur. Elemen-elemen tersebut dijalankan dengan
aktivitas yang saling berkaitan. (Simatupang, 2008)
Asuhan
kebidanan adalah suatu penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung
jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan pada pasien yang mempunyai kebutuhan
atau masalah dalam bidang kesehatan, ibu pada masa hamil, ibu pada masa nifas,
bayi baru kahir dan keluarga berencana.
Abortus
adalah pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada umur kehamilan ˂ 20 minggu
dan berat badan janin ˂ 500 gram. Adapun dampak dari masalah bila tidak
mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat maka dapat menambah angka kematian
ibu yang di sebabkan oleh komplikasi dari abortus yaitu terjadi infeksi, syok
dan perforasi. Abortus inkomplit adalah keguguran tidak lengkap sebagian dari
buah kehamilan telah dilahirkan tapi sebagian jaringan masih tertinggal didalam
rahim. (Manuaba, 2001)
Adapun penyebab
langsung kematian ibu di Indonesia pada tahun 2007 adalah perdarahan yang
mencapai 28%, pre eklamsi dan eklamsi 24%, infeksi 11% dan aborsi tidak aman
sebesar 5%, sedangkan penyebab tidak langsung adalah rendahnya akses pada
perempuan dalam mendapatkan layanan, terlalu tua saat melahirkan 13,9%, terlalu
muda 0,3%, terlalu sering melahirkan 37%, dan terlalu pendek waktu melahirkan
9,4%.
Menurut WHO (World Health Organisation), Pada 2015
mendatang angka kematian ibu melahirkan di Indonesia ditargetkan menurun menjadi
103 kematian per 100.000 kelahiran, karena kementerian telah menyiapkan
beberapa program termasuk juga pengawasan dan evaluasi. Namun angka kematian
ibu di Indonesia saat ini pada tahun 2010 tergolong masih cukup tinggi yaitu
mencapai 228 kematian per 100.000 kelahiran. Walaupun sebelumnya Indonesia
telah mampu melakukan penurunan dari angka 300 kematian per 100.000 kelahiran
pada tahun 2009. (Ericca, 2011)
Penanganan yang
terpenting dalam menangani masalah abortus adalah bidan mampu mengetahui dari
gejala-gejala abortus agar dalam mendiagnosa suatu masalah tepat dan sebaiknya
dalam hal ini bidan melakukan kolaborasi dengan dokter dan di tunjang oleh
fasilitas yang memadai.
Menurut
WHO (World
Health Organisation),, di seluruh dunia sekitar 40-60 juta ibu
yang tidak menginginkan kehamilannya melakukan aborsi setiap tahun. Sekitar
500.000 ibu mengalami kematian yang disebabkan oleh kehamilan dan persalinan,
sekitar 30-50 % di antaranya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak
aman dan sekitar 90 % kematian tersebut terjadi di Negara berkembang termasuk
Indonesia, (Ericca, 1997).
AKI
di Indonesia tahun 2010 masih cukup tinggi bahkan tertinggi di ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) yakni
228 kematian per 100.000 kelahiran hidup, AKI di Filipina 170 kemaian per
100.000 kelahiran hidup, di Thailand 44 kematian per 100.000 kelahiran hidup,
brunai 39,0 kematian per 100.000 kelahiran hidup dan di singapura 6 kematian
per 100.000 kelahiran hidup, (Susanto, C.E, 2011).
Di
Sulawesi selatan berdasarkan data yang di peroleh dari dinas kesehatan tingkat
1 dari bulan januari – desember 2007 jumlah ibu yang mengalami abortus 2478
orang dan yang mengalami kematian 4 orang dan pada tahun 2008 jumlah ibu yang
mengalami abortus adalah 2571 orang dan yang mengalami kematian 2 orang dan
pada tahun 2009 jumlah ibu yang mengalami abortus adalah 2571 orang dan yang
mengalami kematian 6 orang.
Sedangkan
data yang diperoleh dari rumah sakit Pangkep jumlah kasus abortus yang pernah
dirawat mulai januari – desember 2011 tercatat 162 kasus abortus di antaranya
terdapat 138 orang abortus inkomplit,
provokatus 11 orang, insipeins 9 orang, infeksiosa 4 orang. Masih tingginya
angka kejadian abortus yang menyebabkan perdarahan, memberikan motivasi pada
penulis untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus abortus inkomplit.
B.
Ruang
Lingkup Pembahasan
Berdasarkan
latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penulisan dengan judul
abortus inkomplit yang diharapkan dapat membahas bagaimana mendalami studi
kasus tentang manajemen asuhan kebidanan pada Ny “F” dengan abortus inkomplit.
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Tujuan umum
Dapat
memperoleh pengalaman nyata tentang pelaksanan asuhan kebidanan abortus
inkomplit di rumah sakit dengan pendekatan manajemen kebidanan.
2.
Tujuan khusus
a. Dapat
melaksanakan pengkajian pada klien dengan kasus abortus inkomplit di RS.
b. Dapat
menganalisa dan mempresentasikan data untuk menetukan diagnose masalah actual
pada kasus abortus inkomplit di RS.
c. Dapat
mengantisipasi kemungkinan timbulnya diagnose atau masalah potensial pada kasus
abortus inkomplit di RS.
d. Dapat
melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada kasusaobortus inkomplit di RS.
e. Dapat
melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan pada kasus abortus inkomplit di
RS.
f. Dapat
melaksanakan implementasi secara langsung dari rencana asuhan kebidanan yang
telah disusun pada kasus abortus inkomplit di RS.
g. Dapat
mengevaluasi tentang efektifitas tindakan yang telah dilaksanakan pada kasus
abortus inkomplit di RS.
h. Dapat
mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan pada kasus abortus inkomplit di RS
D.
Manfaat
Penulisan
1. Manfaat
ilmiah
Sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan diploma III akademi kebidanan
Stike Mega Rezky Makassar.
2. Manfaat
praktis
a. Hasil
asuhan yang telah di berikan di harapkan dapat menjadi informasi pada instansi
departemen kesehatan dan instansi terkait.
b. Hasil
asuhan yang telah di berikan di harapkan dapat menjadi sumber informasi untuk
RS.
3.
Manfaat bagi penulis
Merupakan
pengalaman paling berharga bagi penulis, sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan dan menambah wawasan khususnya dalam memberikan asuhan kebidanan
pada Ny “F” dengan abortus inkomplit.
E.
Metode
Penulisan
Penulisan kasus ini
menggunakan beberapa metode yaitu :
1. Studi
kepustakaan
Penulis
mempelajari dan membaca buku serta literature dari berbagai sumber yang
berhubungan dengan abortus inkomplit.
2. Studi
kasus
Dengan
menggunakan proses maamjemen kebidanan komprehensif data yang dikumpulkan
hingga evaluasi yang didapatkan dengan menggunakan metode :
a. Observasi
Data diperoleh dengan cara
melakukan kunjungan dan pemantauan secara lengsung kepada klien.
b. Pemeriksaan
fisik
Penulis melakukan pemeriksaan
fisik secara sistematis mulai dari kepala hingga kaki pada klien untuk
memperoleh data yang objektif.
3. Studi
dokumentasi
Penulis
membaca dan mempelajari status klien berdasarkan dengan catatan medic yang
berkaitan kasus klien.
4. Diskusi
Dalam
hal ini penulis melakukan diskusi dengan tenaga kesehatan terutama bidan dan
dokter Sp.OG demi kelancaran dan terselesaikannya penulisan karya tulis ini.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Tinjauan
Tentang Abortus
1.
Pengertian
a. Abortus
adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup diluar kandungan, (Elstar
Offest, 2001).
b. Definisi
lain dari abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh sebab-sebab
tertentu) atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup diluar kandungan, (Syaifuddin B, 2000).
c. Abortus
dapat juga dikatakan sebagai perdarahan pervaginam pada kehamilan ˂ 22 minggu, (Syaifuddin
B, 2000).
d. Menurut
jeffcoat, abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan
28 minggu, yaitu fetus belum dapat hidup di dunia luar, (Mochtar R, 1998).
e. Abortus
adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan ˂ 20 minggu atau berat
janin ˂ 500 gram, (Manuaba, 1998).
f. Abortus
merupakan berhentinya proses kehamilan sebelum berumur 28 minggu atau berat
janin 1.000 gram, (Manuaba, 1998).
g. Abortus
inkomplit adalah keguguran yang tidak lengkap sebagian buah kehamilan tapi sebagian
jaringan masih tertinggal, (Elstar Offest, 2001).
h. Abortus
inkomplit adalah pengeluaran hasil konsepsi hanya sebagian yang dikeluarkan dengan
tertinggal desidua atau plasenta, (Mochtar, R 1998).
i. Abortus
inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih adanya sisa tertinggal dalam uterus, (wiknjosastro H, 2005).
Berdasarkan
pengertian diatas maka kesimpulan yang dapat ditarik bahwa abortus adalah
keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim sebelum kehamilan mencapai 20 minggu
dan berat ˂ 500 gram. (Manuaba, 1998).
2.
Klasifikasi
Abortus
a. Abortus
spontan
Abortus spontan yang terjadi
dengan tidak diketahui factor-faktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata
disebabkan oleh factor-faktor alamiah atau terjadi tanpa unsure tindakan diluar
dan dengan kekuatan sendiri.
Dimana abortus spontan dapat
dibagi atas : (Mochtar R, 1998).
1) Abortus
kompletus (keguguran lengkap) adalah seluruh hasil konsepsi dikeluarkan
(desidua dan fetus), sehingga rongga rahim kosong, (Mochtar R, 1998).
2) Abortus
insipiens adalah keguguran yang sedang berlangsung dengan ostium sudah terbuka
dan ketuban yang teraba, pada abortus insipiens kehamilan tidak dapat
dipertahankan lagi, (Mochtar R, 1998).
3) Abortus
inkomplit adalah keguguran bersisa artinya pengeluaran sebagian konsepsi pada
kehamilan sebelum 22 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus,
(Mochtar R, 1998).
4) Abortus
imminens adalah keguguran yang membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini
keluarnya fetus masih dapat dipertahankan atau dicegah dengan memberikan
obat-obatan hormonal dan anti pasmodika serta istirahat. (Mochtar R, 1998).
5) Missed
Abortion (keguguran tertunda) adalah keadaan dimana janin telah mati sebelum
minggu ke 22, tetapi tertahan didalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah
janin mati, (Elstar, 2001).
6) Abortus habitualis adalah keguguran berulang
dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih, (Mochtar
R, 1998).
7) Abortus
infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi genetalia sedangkan abortus
septic adalah abortus infeksiosus berat disertai penyebaran kuman atau
toksinnya kedalam peredaran darah atau peritoneum, (Mochtar R, 1998).
b. Abortus
provokatus (induced abortion)
Adalah
abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun dengan alat,
abortus ini dibagi menjadi sebagai berikut :
1) Abortus
medisinalis
Adalah
abortus karena berdasarkan indikasi medis, dengan alasan bila ke hamilan
dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu, biasanya perlu mendapat persetujuan 2
sampai 3 tim dokter, (Mochtar R, 1998).
2) Abortus
kriminalis
Adalah abortus yang terjadi
oleh karena tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis, (Mochtar
R, 1998).
3.
Etiologi
abortus
Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh
kematian mudigah atau sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin
dikeluarkan dalam keadaan masih hidup. Hal ini dapat disebabkan :
a. Kelainan
pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat,
kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil muda.
Factor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan adalah sebagai
berikut :
1) Kelainan
kromosom, kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi,
poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
2) Lingkungan
yang tidak sempurna, bila lingkungan di endometrium sekitar tempat implantasi
kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi
terganggu.
3) Pengaruh
dari luar, radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya. Dapat mempengaruhi baik
hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya
dinamakan pengaruh teratogen.
b. Kelainan
pada plasenta
1) Infeksi
pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat berfungsi.
2) Gangguan
pada pembuluh darah plasenta yang diantaranya pada penderita diabetes mellitus.
3) Hipertensi
menyebabkan gangguan peredaran darah ke plasenta sehingga menimbulkan keguguran.
c. Penyakit
ibu
Penyakit
mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria dan
lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus atau plasmodium
dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga dapat menyebabkan kematian
janin dan kemudia terjadi abortus, anemia berat, keracunan, laparatomi, peri
tonisis ummu dan penyakit menahun.
d. Keadaan
traktus genetalis
Retroversion
uteri, mioma uteri, kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus, tetapi
harus diingat bahwa hanya retroversion uteri gravid inkaserata atau mioma
submukosum yang memegang peranan penting. Sebab lain abortus adalah dalam
trimester II adalah serviks inkomplit yang dapat disebabkan oleh kehamilan
bawaan pada serviks, dilatasi serviks atau robekan serviks uteri yang tidak
dijahit, (Wiknjosastro H, 2002).
4.
Patofisiologi
abortus
Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya
sebagian atau seluruh jaringan plasenta, yang menyebabkan perdarahan sehingga
terjadi kekurangan oksigen. Bagian yang terlepas dianggap benda asing sehingga
rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan berkontraksi. Pengeluaran tersebut
dapat terjadi secara spontan seluruhnya atau sebagian masih tertinggal sehingga
dapat menyebabkan berbagai penyakit. Oleh karena itu keguguran memberi gejala umum
sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan dan disertai pengeluaran
seluruh atau sebagian hasil konsepsi, (Manuaba, 1998).
Pada permulaan terjadi perdarahan dalam desidua, diikuti
oleh nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian atau seluruh hasil konsepsi
terlepas. Karena dianggap benda asing, maka uterus berkontraksi untuk
mengeluarkannya. Pada kehamilan dibawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan
seluruhnya, karena vili korialis belum menembus desidua terlalu dalam,
sedangkan kehamilan 8-14 minggu telah masuk agak dalam, sehingga sebagian
keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu banyak terjadi perdarahan,
(Mochtar R, 1998).
5.
Komplikasi
abortus
Komplikasi
yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi dan syok.
a. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi
dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu
pemberian tranfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila
pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
b. Perforasi
Perforasi uterus pada
kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperrentrofleksi.
c. Infeksi
Pada abortus septic
virulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar ke miometrium, tuba, parametrium
dan peritoneum. Apabila infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis
umum atau sepsis dan kemungkinan diikuti oleh syok.
d. Syok
Pada abortus biasanya
terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat,
(Wiknjosastro H, 2002).
6.
Diagnose
abortus
Diagnose
abortus diperlukan beberapa criteria sebagai berikut:
a. Terdapat
keterlambatan datang bulan
b. Terjadi
perdarahan
c. Disertai
sakit perut
d. Dapat
diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi
e. Pemeriksaan
hasil tes hamil masih positif atau sudah negative.
Hasil
pemeriksaan fisik terhadap penderita bervariasi :
a. Pemeriksaan
fisik bervariasi tergantung jumlah perdarahan.
b. Pemeriksaan
fundus uteri
c. Tinggi
dan besarnya tetap dan sesuai umur kehamilan.
d. Tinggi
dan besarnya sudah mengecil.
e. Fundus
uteri tidak teraba diatas sympisis.
f. Pemeriksaan
dalam :
1) Serviks
uteri masih tertutup
2) Serviks
sudah terbuka dan dapat teraba ketuban dan hasil konsepsi dalam kavum uteri
pada kanalis servikalis
3) Besarnya
rahim (uterus) telah mengecil.
4) Konsistensinya
lunak. (Manuaba, 1998)
5) Pikirkan
kemungkinan kehamilan ektopik pada wanita anemia, PID, gejala abortus atau
keluhan nyeri tidak biasanya. (saifuddin B, 2002)
Selain itu berikut ini
adalah gejala klinis dari jari-jari abortus :
No.
|
ABORTUS
|
GEJALA
KLINIS
|
1
|
Abortus
inkomplit
|
1. Amenorhea
2. Sakit
perut (kram / nyeri perut bagian bawah)
3. Mules-mules
4. Perdarahan
biasanya berupa stolsel (darah beku)
5. Perdarahan
bisa sedikit atau banyak
6. Sudah
ada keluar fetus atau jaringan
7. Setelah
terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan perdarahan berlangsung terus.
8. Pada
VT untuk abortus yang baru tejadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang
dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam
kanalis servikalis atau kavum uteri.
|
2
|
Abortus
imminens
|
1. Perdarahan
pervaginam, dengan atau tanpa disertain kontraksi.
2. Serviks
masih tertutup jika janin masih hidup, umumnya dapat bertahan sampai
kehamilan aterm dan lahir normal.
|
3
|
Abortus
insipiens
|
1. Perdarahan
pervagianam, dengan kontraksi makin lama makin kuat dan makin sering.
2. Serviks
terbuka.
3. Hasil
konsepsi masih dalam rahim.
|
4
|
Abortus
kompletus
|
1. Nyeri
yang hebat.
2. Jaringan
hasil konsepsi keluar semua.
3. Perdarahan
sedikit.
4. OUE
telah menutup
5. Uterus
mengecil.
|
5
|
Missed
abortion
|
1. Hipofibrinogenik
gangguan penjendalan / koagulasi darah. Dengan pemeriksaan CTBT (clothing
time-bleeding time) akan memanjang.
|
7.
Penanganan
a. Penanganan
umum
1)
Lakukan penilaian secara cepat mengenai
keadaan umum pasien, termasuk tanda-tanda vital.
2)
Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat
banyak, pingsan tekanan sistolik ˂ 90 mmHg, nadi ˃ 112 x/i).
3)
Jika dicurigai ada syok, segera mulai
penanganan syok, jika tidak tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan
kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi wanita
karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat, jika terjadi syok, sangat
penting untuk memulai penanganan syok dengan segera.
4)
Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkan
kemungkinan kehamilan ektopik terganggu.
5)
Pasang infuse dengan jarum besar (16 G atau
lebih besar) berikan larutan garam fisiologis atau RL dengan tetesan cepat (500
ml dalam 2 jam pertama), (saifuddin B, 2002).
b.
Penanganan abortus inkomplit
1)
Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan
kehamilan ˂ 16 minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan
cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika
perdarahan berhenti, beri ergometrium 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg per
oral.
2)
Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung
dan usia kehamilan ˂ 16 minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan :
a) Aspirasi
Vacum Manual (AVM) merupakan metode yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam
sebaiknya hanya dilakukan jika AVM tidak tersedia.
b) Jika
evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrium 0,2 mg IM (dapat di
ulangi setelah 4 jam jika perlu).
3) Jika
kehamilan ˃ 16 minggu
a) Berikan
infuse oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV (garam fisiologis atau RL)
dengan kecepatan 40 tetes/menit sampai terjadi ekspulsi konsepsi.
b) Jika
perlu berikan misoprostol 200 mg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi
ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 80 mg)
c) Evakuasi
sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
d) Pastikan
untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan, (saifuddin B, 2002).
B.
Tinjauan
umum tentang abortus inkomplit
1. Abortus
inkomplit ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus,
sehingga sisanya memberikan gejala klinis sebagai berikut :
1) Perdarahan
memanjang, sampai terjadi keadaan anemis.
2) Perdarahan
mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat.
3) Terjadi
infeksi degan ditandai suhu tinggi.
4) Dapat
terjadi degenerasi ganas (koriokarsinoma).
2. Gejala
lain dari abortus inkomplit antara lain :
1) Amenorea
2) Sakit
perut
3) Mulas-mulas
4) Perdarahan
biasa sedikit atau benyak
5) Biasanya
perdarahan berupa stolsel
6) Sudah
ada keluar fetus atau jaringan
7) Pada
abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang dilakukan
oleh orang-orang tidak ahli, sering terjadi infeksi.
8) Pada
pemeriksaan dalam (VT) untuk abortus yang baru terjadi didapati serviks
terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis
atau kavum uteri, serta uterus yang berukuran lebih kecil dari seharusnya.
(Mochtar R, 1998)
3. Gambaran
klinis abortus inkomplit
Pada pemeriksaan dapat
dijumpai gambaran sebagai berikut:
1) Kanalis
servikalis terbuka.
2) Dapat
diraba jaringan dalam rahim atau kanalis servikalis
3) Dengan
pemeriksaan inspekulum perdarahan bertambah, (Wiknjosastro H, 2002).
C.
Konsep
Dasar Manajemen Asuhan kebidanan
1. Pengetian
manajemen asuhan kebidanan menurut Varney’s Midwifery
Manajemen kebidanan adalah suatu metode pendekatan
pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan dalam pemberian asuhan kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan
serta merupakan metode yang terorganisasi melalui tindakan yang logical dalam
pemberian pelayanan.
Pengertian lain dari manajemen kebidanan adalah alat yang
mendasari seorang bidan untuk memecahkan masalah klien dalam berbagai situasi
dan kondisi yaitu dengan tekhnik antara alin observasi, wawancara, anamnesa dan
pemeriksaan.
2. Tahapan
manajemen kebidanan
Proses manajemen adalah sustu proses pemecahan masalah
dimulai dalam bidang keperawatan kebidanan pada awal tahun 1970-an. Hal ini
merupakan suatu metode pengorganisasian rangkaian pemikiran dan tindakan dalam
ukuran dalam ukuran logis bagi kedua pihak yaitu pasien dan pelaksana pelayanan
kesehatan. Proses ini menggambarkan ketentuan atau syarat-syarat prilaku yang
diharapkan dan si pemberi jasa pelayanan klinik.
Hal tersebut diatas menyatakan dengan jelas tidak hanya
menyangkut proses pikir dan bertindak akan tetapi juga tingkat perilaku yang diharapkan untuk dicapai dan setiap step
dalam penemuan dan pengambilan keputusan demi menyediakan pelayanan kebidanan
yang aman dan menyeluruh.
Ke 7 langkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang
dapat dipakai dalam segala situasi.
Setiap langkah bagaimanapun juga dapat dipecah/dirubah untuk sebagai batas
tugas kewajiban, dan ini sangat bervariasi dengan bagaimana kondisi klien saat
itu.
Rangkaian/langkah
tersebut sebagai berikut :
a. Memeriksa
dengan memperoleh seluruh data yang dibutuhkan untuk penilaian secara sempurna
dari klien.
b. Mengidentifikasi
masalah atau diagnose secara teliti berdasarkan interpretasi data yang benar.
c. Mengantisipasi
diagnose atau masalah potensial yang mungkin dapat terjadi dan masalah /
diagnose yang telah diidentifikasi.
d. Menilai
adanya kebutuhan untuk intervensi segera oleh bidan atau oleh dokter dan atau
tindakan konsultasi/kolaborasi oleh tim kesehatan lain berdasarkan kondisi
klien.
e. Mengembangkan
suatu rencana tindakan yang komprehensif dengan didukung oleh penjelasan serta
rasional yang benar dengan penekanan pada keputusan yang diambil pada tahap
selanjutnya.
f. Melaksanakan
rencana tindakan secara efisien dan menjamin rasa aman klien.
g. Menilai
tentang efektifitas tindakan yang telah diberikan serta mengadakan penyesuaian
kembali pada langkah sebelumnya pada setiap aspek dan proses manajemen yang
tidak efektif.
Hal-hal
yang perlu dari setiap proses manajemen :
1.
LANGKAH
I IDENTIFIKASI DATA DASAR
Adapun pengumpulan data yang komplit untuk menilai klien.
Data ini termasuk riwayat, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan panggul atas
indikasi review dari keadaan sekarang dan catatan RS terdahulu, review dan data
laboratorium serta laporan singkat dan keterangan tambahan. Semua informasi
saling terkait dan semua sumber adalah berhubungan dengan kondisi klien.
Bidan mengumpulkan data dasar secara komplit walaupun
pasien mengalami komplikasi yang membutuhkan penyampaian kepada dokter untuk
konsultasi atau kolaborasi. Pada saat seperti ini langkah I mungkin overlap
dengan langkah V atau VI (atau merupakan bagian dari rangkaian yang
berkelanjutan) sesuai data yang dikumpulkan dari hasil pemeriksaan laboratorium
dan hasil pemeriksaan diagnostic lain.
2.
LANGKAH
II MERUMUSKAN DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Langkah ini dikembangkan dari interpretasi data kedalam
identifikasi yang spesifik mengenai masalah atau diagnose.
Kata masalah atau diagnose digunakan keduanya. Betapa
masalah tidak dapat didefinisikan sebagai suatu diagnose, akan tetapi
membutuhkan suatu pertimbangan dalam pengembangan suatu rencana yang
komprehensif untuk pasien.
Masalah lebih sering berhubungan dengan apa yang dialami
oleh pasien dan diagnose yang telah ditetapkan dan lebih sering diidentifikasi
oleh bidan dengan berfokus pada apa yang dikemukakan oleh klien secara
individual.
3.
LANGKAH
III MERUMUSKAN DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Identifikasi adanya diagnosa atau masalah potensial lain
dan diagnose atau masalah saat sekarang adalah merupakan urusan antisipasi,
pencegahan jika memungkinkan, menunggu dan waspada dalam persiapan untuk segala
sesuatu yang dapat terjadi. Pada langkah ini sangat vital untuk perawatan yang
aman.
4.
LANGKAH
IV TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Menggambarkan sifat proses manajemen secara terus menerus
tidak hanya pada pemberian pelayanan dasar pada kunjungan antenatal secara
periodic akan tetapi juga pada saat
bidan bersama klien.
Data yang baru tetap diperoleh dan dievaluasi, beberapa
data memberi indikasi adanya situasi emergensi dimana bidan terus bertindak
segera dalam rangka menyelamatkan nyawa ibu atau janin. Beberapa jenis data
dapat menunjukkan adanya situasi yang memerlukan tindakan dokter. Pada situasi
lain yang tidak dalam keadaan emergensi akan tetapi tetap membutuhkan konsultasi
atau kolaborasi dokter.
5.
LANGKAH
V RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN
Penembangan suatu rencana komprehensif yang ditentukan
berdasarkan langkah sebelumnya, sebagai hasil perkembangan dan tanda-tanda khas
sekarang ini dan antisipasi diagnose dan masalah, juga meliputi pengumpulan
data dasar atas informasi tambahan yang diperlukan.
Pada suatu tindakan yang komprehensif tidak hanya
termasuk indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi klien dan masalah apa
yang berhubungan dengan kondisi tersebut, tetapi juga bimbingan yang diberikan
lebih dahulu kepada ibu terhadap apa yang diharapkan pasien selanjutnya,
pendidikan kesehatan dan
kepercayaan/agama, keluarga/budaya atau masalah-masalah psikologis, atau
dengan kata lain apapun yang menyinggung setiap aspek yang termasuk dalam
perawatan yang diterima.
Agar efektif suatu rencana seharusnya disetujui bersama
oleh bidan serta pasien, sebab pada akhirnya si ibulah yang akan atau tidak
akan mengimplementasikan rencana tersebut. Oleh karena itu, tugas pada langkah
ini termasuk diskusi dan penyusunan rencana tindakan bersama dengan pasien
sebagai suatu konfirmasi atau persetujuan. Seluruh keputusan yang dibuat untuk
pengembangan suatu rencana tindakan seharusnya menggambarkan rasional yang
tepat berdasarkan pengetahuan yang relevan dan sesuai teori terbaru (up to
date) dan asumsi yang tepat tentang kelakuan pasien (apa yang akan atau tidak
akan dilakukan oleh pasien).
Rasional berdasarkan pengetahuan teoritis yang keliru
atau kurang atau data yang tidak komplit dan tidak tepat akan memberi hasil
perawatan yang tidak sempurna dan mungkin tidak aman.
6.
LANGKAH
VI PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN
Langkah ini adalah pelaksanaan rencana tindakan. Hal ini
mungkin dapat dikerjakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilaksanakan oleh ibu
sendiri, bidan atau tim kesehatan lain. Jika seorang bidan tidak melaksanakan
tindakan sendiri maka ia menerima tanggung jawab mengurus pelaksanaannya
(mengamati pasien adalah memastikan bahwa tindakan tersebut memang tindakan
yang benar terlaksana).
Dalam situasi dimana bidan melaksanakan tindakan
kolaborasi dengan seorang dokter, dan masih tetap terlibat dalam
penatalaksanaan perawatan klien yang mengalami komplikasi, maka seorang bidan
yang memikul tanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan kolaborasi dan perawatan
secara menyeluruh bagi pasien. Implementasi yang efektif akan mengurangi biaya
perawatan dan meningkatnya kualitas pelayanan kepada pasien.
7.
LANGKAH
VII EVALUASI
Evaluasi pada kenyataannya adalah cara untuk mengecek
apakah rencana yang telah dilaksanakan benar memenuhi kebutuhan pasien, yaitu
kebutuhan yang diidentifikasikan pada tahap penentuan diagnose dan masalah.
Rencana yang dianggap efektif bila dilaksanakan dan tidak
efektif, sementara pada bagian lain dikatakan tidak efektif. (Varney Helen,
1997)
Pendokumenntasian proses manajemen kebidanan dalam asuhan
kebidanan.
Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk
pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
Langkah-langkah dalam kebidanan menggambarkan alur pola
pikir dan bertindak bidan dalam pengambilan keputusan klinik untuk mengatasi
masalah. Asuhan yang telah dilakukan harus dicatat secara benar, jelas, logis
dalam suatu metode pendokumentasian.
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang
dapat mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai aturan yang telah dilakukan
dan yang akan dilakukan pada seorang klien, yang didalamnya tersirat proses
berfikir secara sistematis. Seorang bidan dalam menghadapi seorang klien sesuai
langkah-langkah dalam proses manajemen kebidanan.
Menurut Helen Varnei’s, alur berfikir bidan saat
menghadapi klien meliputi 7 langkah. Untuk orang lain mengetahui apa yang telah
dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis.
3. Dokumentasi
dalam bentuk SOAP :
Subjektif (S)
Menggambarkan
pendokumentasian hasil pemeriksaan data klien anamnesis.
Objektif (O)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium dan test diagnostic lalu yang dirumuskan dalam data
focus untuk mendukung assessment.
Assessment (A)
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi.
a. Diagnose
/ masalah
b. Antisipasi
diagnose / masalah potensial
c. Perlunya
tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi atau rujukan.
Planning (P)
Menggambarkan pendokumentasian, tindakan dan evaluasi
berdasarkan assessment. (Varney Helen, 1997)
4. Standar
Nomenklatur Asuhan Kebidanan
a. Diakui
dan telah disahkan oleh profesi
b. Berhubungan
langsung dengan praktek kebidanan
c. Memiliki
cirri khas kebidanan
d. Didukung
oleh klinikal jugdgemant dalam lingkup praktek kebidanan
e. Dapat
diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
5. Bagan
manajemen asuhan kebidanan
Tabel : Pendokumentasian Manajemen
Asuhan Kebidanan
Alur Pikir Bidan Pencatatan dari
Asuhan Kebidanan
Proses Pendokumentasian
Manajemen Asuhan Kebidanan
Kebidanan
7 Langkah dari
Halen Varney
|
5 Langkah Kompetensi Bidan
|
|
Soap Notes
|
1. Pengumpulan
data
|
Data
|
Subjektif
Objektif
|
|
2. Merumuskan
Diagnosa
3. Antisipasi
Diagnosa/
Masalah Potensial
4. Tindakan
Segera
dan kolaborasi
Asuhan Kebidanan
|
Assesment/
Diagnosa
|
Assesment/
Diagnosa
|
|
5. Rencana
Tindakan
Asuhan Kebidanan
|
Membuat rencana
|
Planning:
a. Konsul
b. Tes Lab
c. Rujukan
d. Pendidikan/
konseling
e. Follow Up
|
|
6. Implementasi
|
Implementasi
|
||
7. Evaluasi
|
Evaluasi
|
(Sumber : Simatupang E.J, 2006. hal 62).
BAB
III
STUDI
KASUS
MANAJEMEN ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY “F” DENGAN
ABORTUS
INKOMPLIT DI RS. UMUM DAERAH PANGKEP
TANGGAL
29 S/D 30 JUNI 2012
No. register
: 10 24 62
Tanggal kunjungan
: 29 Juni 2012 jam : 08.30 wita
Tanggal pengkajian : 29 Juni 2012 jam : 09.00 wita
Pengkaji : Dian Fitri Latif
LANGKAH
I IDENTIFIKASI DATA DASAR
A.
Identitas
istri / suami
Nama :
Ny “F” / Tn “ M”
Umur : 40 Tahun / 40 Tahun
Nikah/lamanya : 1x / ± 17 tahun
Suku : Makassar / Makassar
Agama :
Islam / Islam
Pendidikan :
SD / SMA
Pekerjaan :
IRT / Wiraswasta
Alamat :
Banggae
B.
Data
biologis/fisiologis
1. Keluhan
utama
Masuk
rumah sakit dengan keluhan keluar darah dari jalan sejak tanggal 29 Juni 2012
jam : 06.00 wita
2. Riwayat
keluhan utama
a. Keluar
darah yang bergumpal-gumpal disertai jaringan
b. Darah
keluar sebanyak 1 sarung
c. Nyeri
perut bagian bawah
C.
Riwayat
kehamilan
1. GVI
PV AO
2. HPHT
tanggal 12-04-2012
3. TP
tanggal 19-01-2013
4. Ibu
mengatakan ini kehamilannya yang keenam dan tidak pernah keguguran.
5. Ibu
mengatakan pernah merasakan nyeri perut hebat selama kehamilan.
6. Ibu
mengatakan umur kehamilannya ± 3 bulan.
7. Ibu
tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan selain dari dokter
8. Ibu
tidak pernah minum jamu.
9. Ibu
mengatakan tidak pernah di urut.
10. Ibu
mengeluh keluar darah dari jalan lahir sebanyak 1 sarung kecil.
D.
Riwayat
kesehatan yang lalu
1. Ibu
tidak pernah menderita penyakit yang serius
2. Tidak
ada riwayat keluarga menderita penyakit menular
3. Tidak
ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga
4. Ibu
tidak ada alergi terhadap makanan dan minuman
5. Ibu
tidak ada ketergantungan obat-obatan, minuman beralkohol dan rokok.
E.
Riwayat
reproduksi
1. Riwayat
menstruasi
-
Menarche : ± 14 tahun
-
Siklus
: 28 – 30 hari
-
Durasi
: 5 – 6 hari
-
Tidak ada nyeri perut pada saat haid
2. Riwayat
ginekologi
a. Ibu
tidak pernah menderita penyakit infeksi pada organ reproduksi
b. Ibu
tidak pernah menderita penyakit tumor dan kanker
3. Riwayat
kehamilan sekarang
a. HPHT
tanggal 12-04-2012
b. TP
tanggal 19-01-2012
c. Ibu
mengatakan ini kehamilannya yang keenam dan tidak pernah keguguran
d. Ibu
mengatakan tidak pernah diurut oleh dukun
e. Ibu
tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dan jamu-jamuan
F.
Riwayat
social ekonomi
1. Ibu
menikah 1 kali dengan suaminya sekarang dan sudah berlangsung selama ± 17 tahun
2. Ibu
dan keluarga sudah mempersiapkan biaya untuk segala pengobatan
3. Ibu
menikah pada umur ± 22 tahun
G.
Pola
pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari
1. Kebutuhan
nutrisi
a. Kebiasaan
makan nasi, sayur, tempe, tahu dan ikan
b. Frekuensi
makan 3 kali sehari
c. Kebutuhan
minum 7 gelas / hari
d. Selama
masuk rumah sakit tidak ada perubahan
2. Kebutuhan
eliminasi
a. BAK
-
Frekuensi 4 – 5 kali sehari
-
Warna kuning muda
-
Bau amoniak
-
Selama masuk rumah sakit tidak ada perubahan
b. BAB
-
Frekuensi 1 kali sehari
-
Warna kuning
-
Konsistensi lunak
-
Selama masuk rumah sakit tidak ada perubahan
c. Personal
hygiene
-
Mandi 2 kali sehari
-
Gosok gigi 2 kali sehari
-
Ganti pakaian setiap selesai mandi
-
Selama masuk rumah sakit ibu rajin mengganti
sarung tiap kali basah
d. Istirahat
-
Tidur siang 2 jam (14.00 – 16.00 wita)
-
Tidur malam 7 jam (22.00 – 05.00 wita)
-
Selama masuk rumah sakit ibu dianjurkan
istirahat total
H.
Pemeriksaan
fisik
1. Keadaan
umum baik
2. Kesadaran
composmentis
3. TTV :
TD :100/80 mmHg, N : 80 x/i, P : 22 x/i, S : 36, 7 °c
4. Inspeksi/palpasi
a. Kepala : Rambut bersih, berombak hitam dan tidak
mudah
rontok.
b. Wajah : Tidak odema, ekspresi Nampak cemas,pucat
dan
meringis kesakitan.
c. Mata : Conjungtiva pucat, sclera putih
d. Mulut
dan Gigi : Bersih, tidak ada gigi
tercabut dan caries
e. Leher : Tidak Ada pembesaran pada kelenjar
tyroid, limfe
dan vena jugularis
f. Payudara
: Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol,
warna kecoklatan pada areola
mammae, tidak ada massa dan nyeri tekan.
g. Abdomen
: Nampak linea nigra, striae alba, tonus otot perut kendor,
tidak ada luka bekas operasi
dan palpasi Leopold I TFU 1 jari di atas simpisis.
h. Genetalia
: tidak ad avarices dan oedema pada vulva, tampak
pengeluaran darah dari jalan
lahir.
i. VT :
-
Vulva dan vagina : tidak ada kelainan
-
Porsio : lunak dan tebal
-
OUE/OUI : terbuka, teraba jaringan
-
Uterus : antefleksi, kesan besar
-
Pelepasan : darah
j. Tungkai :
tidak ada udema dan varices
I.
Data
psikologis dan spiritual
1. Ibu
dan keluarga khawatir dengan keadaannya
2. Ibu
dan keluarga selalu berdoa kepada tuhan
3. Ibu
terlihat berserah diri kepada tuhan
J.
Pemeriksaan
laboratorium
Tanggal 29 Juni 2012, jam :
11.00 wita
1. Hemoglobin
: 10,2 gram % (N : 12 – 14 gram %)
2. Leukosit : 3700 (N : 5000 – 10.000)
3. Trombosit : 188.000 (N : 150.00 – 350.00)
4. CT : 9,5” (N : 7-14 menit)
5. BT : 2, 25” (1-4 menit)
6. Plano
test : positif
LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA /
MASALAH AKTUAL
Diagnose
: GVI PV AO, Gestasi 11 Minggu 1 Hari, anemia ringan,
kecemasan
dengan abortus inkomplit.
1. GVI
PV AO
Dasar
DS : ibu mengatakan ini
kehamilannya yang keenam dan tidak
pernah Keguguran
DO :
-
Palpasi Leopold I : TFU 1 jari diatas
simpisis
-
Tonus otot perut tampak kendor
-
Tampak adanya strie albicans
-
HPHT tanggal, 12-04-2012
-
Plano test positif
Analisa dan interpretasi
data
-
Dari HPHT tanggal 12-04-2012 sampai tanggal
pengkajian 25-04-2012 maka umur kehamilan ibu 11 minggu 1 hari sehingga
pebesaran perut tidak sesuai dengan umur kehamilan dimana pada palpasi Leopold
I TFU 1 jari di atas simpisis dan pembesaran perut tidak sesuai dengan umur
kehamilan 11 minggu 1 hari menandakan terdapat kelainan pertumbuhan hasil
konsepsi.
-
Nyeri perut bagian bawah disertai dengan
perdarahan pervaginam yang sifatnya encer dan bergumpal sebanyak 1 sarung serta
pemeriksaan OUE/OUI terbuka dan teraba jaringan, tampak pelepasan darah yang
merupakan tanda dan gejala abortus inkomplit. (synopsis obstetric,
hal. 212)
2. Gestasi
11 Minggu 1 Hari
DS : - ibu mengatakan umur kehamilannya ± 3 bulan
- HPHT
tanggal 12-04-2012
DO : - TP tanggal 19-01-2012
- Palpasi
Leopold I TFU 1 jari diatas simpisis
Analisa dan interpretasi
data
Dari HPHT tanggal 12-04-2012 sampai
tanggal pengkajian 29-06- 2012 maka umur kehamilan ibu 11 minggu 1 hari.
3. Abortus
inkomplit
DS : - ibu mengatakan keluar darah dari jalan
lahir sebanyak
setengah sarung yang berupa
jaringan.
- Ibu
mengatakan umur kehamilan 3 bulan lebih.
- Ibu
mengatakan dia mengalami nyeri perut yang hebat.
DO : - keadaan umum ibu Nampak lemah.
- Nampak
ada pengeluaran darah dari jalan lahir bergumpal-gumpal dan disertai
pengeluaran jaringan.
- Palpasi
Leopold I TFU 1 jari diatas simpisis.
- Plano
tes : positif
- VT :
vulva dan vagina : tidak ada kelainan
Porsio : lunak dan tebal
OUE/OUI : terbuka, teraba jaringan
Uterus : antefleksi, kesan besar
Pelepasan : darah
Analisa dan interpretasi
data
-
Pada abortus inkomplit didapati gejala
seperti sakit pada perut, perdarahan yang tidak biasa (banyak) dan biasanya
berupa darah yang bergumpal-gumpal dan jaringan.
-
Pemeriksaan dalam terdapat pada serviks dan
teraba sisa jaringan menandakan abortus inkomplit
Masalah
actual
1. Anemia
ringan
Dasar
DS :
ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir sebanyak
setengah sarung.
DO :- Keadaan umum ibu lemah
- Nampak
pengeluaran darah dari jalan lahir
- Hb :
10,2 gr %
- Konjungtiva
pucat
Analisa
dan interpretasi Data
- Kehilangan
cairan tubuh dalam jumlah yang banyak menyebabkan volume darah menurun sehingga
perfusi jaringan darah menurun dan terjadi gangguan sirkulasi darah dalam
mikro.Dengan demikian volume darah yang kembalike jantung makin berkurang sehingga
timbul kelemahan jantung
- Menurut
WHO kejadian Anemia berkisar antara 20% sampai 80% dengan menetapkan Hb : 11gr
% sebagai dasar.
2. Kecemasan
DS :
Ibu dan keluarga khawatir dengan keadaanya
DO
:- Ekspresi wajah ibu Nampak cemas
- TTV
: TD : 100 / 80 mmHg, N : 80 x/I, P: 22 x/I, S:36,7 oc
Analisa dan interpretasi data
Kurangnya informasi dan pengetahuan ibu tentang
keadaannya menyebabkan rasa sakit sehingga emosinya labil dan timbul rasa
cemas.
LANGKAH
III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
1. Anemia
sedang
Dasar
DS : - ibu mengatakan umur kehamilannya ± 3 bulan
- Ibu
mengatakan keluar darah darah dari jalan lahir sebanyak satu sarung dan
disertai rasa nyeri pada perut.
DO : - keadaan umum ibu baik
- Tampak
darah keluar dari jalan lahir berwarna kehitaman
- TTV
: TD : 100 / 80 mmHg, N : 80 x/I, P: 22
x/I, S:36,7 o c
- VT :
vulva dan vagina : tidak ada kelainan
Porsio : lunak dan tebal
OUE/OUI : terbuka,1 cm teraba jaringan
Uterus : antefleksi
Pelepasan : darah
Analisa dan interpretasi
data
Dengan
adanya pembukaan OUI dan sering dilakukan pemeriksaan dalam (VT) dapat menjadi
tempat masuknya mikroorganisme kedalam uterus melalui serviks dan berkembang
biak yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi. (prof. Dr. hanifa
wiknjosastro SpOG, 2002)
2. Antisipasi
terjadinya syok akibat perdarahan
Dasar
DS : - ibu mengatakan keluar darah dari jalan
lahir sebanyak satu
Sarung.
- Ibu
mengatakan tubuh terasa lemah
DO : - conjungtiva pucat
- Ada
pengeluaran darah yang bergumpal-gumpal
- TTV
: TD : 100 / 80 mmHg, N : 80 x/I, P: 22
x/I, S:36,7 o c
- HB :
10, 2 gram %
Analisa dan interpretasi
data
Perdarahan
pada abortus inkomplit dapat banyak sekali sehingga menyebabkan syok dan
perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan.
LANGKAH
IV TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
1. Kolaborasi
dengan dokter untuk pemasangan infuse RL 12 tetes+oxytocin 1 ampul.
2. Konsultasi
dengan dokter tentang persiapan kuret :
Persiapan alat :
- Handscoen - speculum sim 1 pasang
- Kateter - tampon tang
- Kom
betadine - tenakulum
- Kapas
savlon - sonde uterus
- Kasa
steril -
abortus tang
- Kuret
tumpul - kuret tajam
LANGKAH
V RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN
Diagnose : GVI PV AO, Gestasi 11 Minggu 1
Hari dengan
abortus inkomplit.
Masalah actual : anemia ringan dan kecemasan
Masalah potensial : - Anemia sedang
-
Syok akibat perdarahan
Tujuan : - abortus inkomplit teratasi
-
Anemia ringan teratasi
-
Kecemasan ibu berkurang
-
Tidak terjadi infeksi
-
Tidak terjadi syok akibat perdarahan
Criteria : - keadaan ibu tetap baik
- HB
ibu tetap dalam batas normal yaitu 12 – 14 gr %
- Ekspresi
wajah ibu tampak tenang
- TTV
dalam batas normal :
TD : systole : 90 – 130 mmHg
Diastole : 70 – 80 mmHg
N : 60 – 90 x/i
P : 16 – 24 x/i
S : 36 – 37 ° c
- Seluruh
jaringan dikeluarkan dari uterus
Rencana tindakan :
1. Jelaskan
pada ibu tentang kehamilannya
Rasional : dengan member
penjelasan pada ibu maka ibu dapat
mengerti tentang keadaan
kehamilannya.
2. Observasi
tanda-tanda vital
Rasional : dengan mengkaji
tanda-tanda vital dapat diketahui
keadaan umum ibu sehingga
memudahkan tindakan selanjutnya.
3. Jelaskan
pada ibu tentang persiapan kuret
Rasional : dengan memberi
penjelasan kepada ibu maka ibu
dapat mengerti.
4. Persetujuan
tindakan (informed consent)
Rasional : dengan memberi
penjelasan kepada ibu maka ibu
dapat mengerti.
5. Bantu
ibu mengatur posisi yang nyaman
Rasional : posisi yang
nyaman bagi ibu dapat mengurangi rasa
nyeri.
6. Ajarkan
ibu tekhnik relaksasi
Rasional : tekhnik relaksasi
merupakan cara untuk mengurangi
rangsangan nyeri sehingga
tidak dapat di persepsikan dan juga dapat meningkatkan suplay oksigen
kejaringan.
7. Beri
dukungan psikososial
Rasional : dengan memberikan
semangat sehingga ibu akan lebih
tabah dalam menghadapi
keadaannya.
8. Beri
penjelasan tentang masalah yang dihadapi
Rasional : dengan penjelasan
yang diberikan pada ibu dapat
memahami masalah yang di
alami sehingga ibu tidak merasa cemas.
9. Anjurkan
ibu menjaga kebersihan diri
Rasional : personal hygiene
yang baik menghambat berkembang
biaknya kuman pathogen yang
dapat menyebabkan infeksi.
LANGKAH
VI MELAKSANAKAN ASUHAN KEBIDANAN
Tanggal 29 Juni 2012
1. Menjelaskan
penyebab nyeri yang dirasakan oleh ibu
Hasil : ibu mengerti yang
dijelaskan
2. Menjelaskan
tentang informed consent
Hasil : suami menandatangani
lembar persetujuan tindakan
3. Mengobservasi
TTV
Hasil : TD : 100 / 80 mmHg,
N : 80 x/I, P: 22 x/I, S:36,7 o c
4. Perencanaan
kuret
Hasil : persiapan alat kuret
telah tersedia
Persiapan alat :
- Handscoen - speculum sim 1 pasang
- Kateter - tampon tang
- Kom
betadine - tenakulum
- Kapas
savlon - sonde uterus
- Kasa
steril
- abortus tang
- Kuret
tumpul - kuret tajam
5. Penatalaksanaan
pemberian obat kolaborasi dengan dokter
Hasil : - oxytocin 1 amp + RL 12 tetes/menit
- Cefadroxil
500 mg : dosis 3 x 1, tablet
per oral
- Viliron
500 mg : dosis 3 x 1,
tablet per oral
- Metal
ergometrine 0,2 mg : dosis 3 x 1, tablet per oral
Mengecek HB 2 jam post kuret
Laporan kuret tanggal 29
Juni 2012, jam : 13.30 wita
a. Ibu
berbaring dengan posisi litotomi dengan infuse RL terpasang di tangan kiri
dengan 28 tetes/menit + 10 unit oxytocin.
b. Aseptic
dan antiseptic vulva dan vagina
c. Pendarahan
saat Katerisasi ± 150 cc
d. Pasang
doek steril dibawah bokong ibu.
e. Pasang
speculum posterior dan anterior, identifikasi porsio, jepit porsio dengan
tenakulum gigi satu arah, jam 11.00 wita.
f. Sonde
uterus, uterus antefleksi ± 10 cm.
g. Evaluasi
jaringan dengan abortus tang selanjutnya dengan kuret tumpul, injeksi oxytocin
: ergometri 1 : 1/IM
h. Perdarahan
tidak ada
i. Jaringan ± 10 cc perdarahan ± 15 cc
j. Kuret
selesai.
k. Tampon
(-)
l. HB 2
jam post kuret 9 gram %
LANGKAH
VII EVALUASI
Tanggal 30 Juni 2012
1. Ibu
sudah dikuret dengan HB 2 jam post kuret 9 gram %
2. Keadaan
umum ibu baik
3. TTV
: TD : 90/60 mmHg, N : 80 x/I, P: 22
x/I, S:36,7 o c
4. Tidak
terdapat tanda-tanda infeksi
5. Seluruh
hasil konsepsi telah dikeluarkan dan Pendarahan pervaginam sudah berhenti.
PENDOKUMENTASIAN
HASIL ASUHAN KEBIDANAN
PADA
NY “F” DENGAN ABORTUS INKOMPLIT
DI
RS. UMUM DAERAH PANGKEP
TANGGAL
29 JUNI 2012
No. register :
10 24 62
Tanggal kunjungan :
29 Juni 2012 jam : 08.30 wita
Tanggal pengkajian : 29 Juni 2012 jam : 09.00 wita
Pengkaji :
Dian Fitri Latif
Identitas istri / suami
Nama : Ny “F” / Tn “ M”
Umur : 40 Tahun / 40 Tahun
Nikah/lamanya
: 1x / ± 17 Tahun
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SD / SD
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Banggae
Subjektif
(S)
Tanggal 29 Juni 2012
1. HPHT
tanggal 12-04-2012
2. Nyeri
perut bagian bawah disertai dengan perdarahan pervaginam yang sifatnya encer
dan banyak sejak tanggal 29 Juni 2012 sebanyak 1 sarung.
3. Kehamilannya
yang keenam dan idak pernah mengalami keguguran sebelumnya.
4. Tidak
pernah mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter atau bidan juga jamu-jamuan
dan tidak pernah diurut.
Objektif
(O)
Tanggal 29 Juni 2012
1. TP
tanggal 19-01-2013
2. Ekspresi
wajah ibu tampak cemas dan kesakitan
3. Konjungtiva
merah muda dan sclera tidak ikterus
4. Tidak
ada odema pada wajah dan tungkai
5. Tidak
ada luka bekas operasi
6. Pembesaran
perut tidak sesuai dengan umur kehamilan dimana uterus membesar dengan umur
kehamilan 11 minggu 1 hari.
7. Palpasi
Leopold I TFU 1 jari atas simpisis
8. Pemeriksaan
dalam (VT) tanggal 29 Juni 2012 jam : 12.00 wita :
-
vulva dan vagina : tidak ada kelainan
-
Porsio : lunak dan tebal
-
OUE/OUI : terbuka, teraba jaringan dan
tampak
pelepasan darah
-
Hemoglobin : 10,2 gram % (N : 12 – 14 gram %)
-
Plano test
: positif
-
Leukosit
: 3700 (N : 5000 – 10.000/mm3)
-
Trombosit
: 188.000 (N : 150.00 – 350.00/mm3)
-
PLR : CT : 9,5” (N : 7-14 menit)
BT : 2, 25” (1-4 menit)
Assessment (A)
Diagnose : Abortus inkomplit
Masalah actual : Anemia ringan
Masalah potensial : - potensial terjadinya Anemia sedang
- Syok
akibat perdarahan
Planning
(P)
1. Menganjurkan
ibu menjaga kebersihan dan terutama dengan genetalianya.
2. Menganjurkan
ibu makan makanan bergizi dan seimbang.
3. Menganjurkan
ibu untuk berKB pasca abortus.
4. Menjelaskan
tentang informed consent, suami menandatangani lembaran persetujuan tindakan.
5. Mengobservasi
TTV :
TD : 100 / 80 mmHg, N : 80
x/I, P: 22 x/I, S:36,7 o c
6. Perencanaan
kuret, persiapan alat kuret telah tersedia
Persiapan alat :
- Handscoen - speculum sim 1 pasang
- Kateter - tampon tang
- Kom
betadine - tenakulum
- Kapas
savlon - sonde uterus
- Kasa
steril - abortus tang
- Kuret
tumpul - kuret tajam
7. Penatalaksanaan
pemberian obat kolaborasi dengan dokter
Hasil : - amoxicillin 3 x 500 mg 2x1
- Metal
ergometrin 25 mg 3x1
- Sf
1x1
- Oxytocin
1 amp + RL 12 tetes/menit
- Cefadroxil
500 mg : dosis 3 x 1, tablet
per oral
- Viliron
500 mg : dosis 3 x 1,
tablet per oral
- Metal
ergometrine 0,2 mg : dosis 3 x 1, tablet per oral
Mengecek HB 2 jam post kuret
Laporan kuret tanggal 29
Juni 2012 jam : 13.30 wita
1. Ibu
berbaring dengan posisi litotomi dengan infuse RL terpasang di tangan kiri
dengan 28 tetes/menit + 10 unit oxytocin.
2. Aseptic
dan antiseptic vulva dan vagina
3. Katerisasi
± 150 cc
4. Pasang
doek steril dibawah bokong ibu
5. Pasang
speculum posterior dan anterior, identifikasi porsio, jepit porsio dengan
tenakulum gigi satu arah, jam :11.00 wita
6. Sonde
uterus, uterus antefleksi ± 10 cm.
7. Evaluasi
jaringan dengan abortus tang selanjutnya dengan kuret tumpul, injeksi oxytocin
: ergometri 1 : 1/IM
8. Perdarahan
tidak ada
9. Jaringan ± 10 cc perdarahan ± 15 cc
10. Kuret
selesai.
11. HB 2
jam post kuret 9 gram %
s
PENDOKUMENTASIAN
HASIL ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “F”
DENGAN POST KURET
DI
RS. UMUM DAERAH PANGKEP
TANGGAL,
30 JUNI 2012
No. register : 10 24 62
Tanggal
kunjungan : 29 Juni 2012 jam : 08.30 wita
Tanggal pengkajian : 29 April 2011 jam : 09.00 wita
Pengkaji :
Dian Fitri Latif
Identitas
istri / suami
Nama :
Ny “F” / Tn “ M”
Umur : 40 Tahun / 40 Tahun
Nikah/lamanya
: 1x /
± 17 Tahun
Suku : Makassar / Makassar
Agama :
Islam / Islam
Pendidikan :
SD / SMA
Pekerjaan :
IRT / Wiraswasta
Alamat :
Banggae
Subjektif
(S)
1. Ibu
mengatakan masih ada keluar darah dari jalan lahir, nyeri perut bagian bawah
dan daerah genetalia.
2. Ibu
masih istirahat total dan masih takut bergerak
Objektif
(O)
1. Ekspresi
wajah ibu masih tampak cemas dan kesakitan berkurang
2. Konjungtiva
merah muda dan sclera tidak ikterus
3. Tidak
ada odema pad wajah dan tungkai
4. Pemeriksaan
laboratorium HB : 11 gram %
Assessment
(A)
Diagnose : Post Kuret Abortus inkomplit
Masalah actual : -
Masalah potensial : potensial terjadinya
infeksi
Planning
(P)
1. Menganjurkan
ibu tetap menjaga kebersihan diri terutama daerah genetalianya.
2. Menganjurkan
ibu makan makanan bergizi dan seimbang.
3. Menganjurkan
ibu untuk ber KB pasca Abortus.
4. Melanjutkan
pemberian obat omoxilin 500 mg 3x1, metal ergometrin 0,2 mg 2x1, Sf 1x1,
asamafenamat 500 mg 3x1
5. Mengobservasi
TTV :
TD
: 100 / 80 mmHg, N : 80 x/I, P: 22 x/I,
S:36,7 o c
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada
bab ini penulis membandingkan tinjauan hasil pelaksanaan asuhan kebidanan kasus
abortus inkomplit pada Ny “F” dengan tinjauan pustaka. Manajemen asuhan
kebidanan dilaksanakan Di Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep dari tanggal 29 S/D
30 Juni. Pendekatan dalam studi kasus ini dilaksanakan berdasarkan 7 langkah
manajemen kebidanan yang selanjutnya didokumentasikan dalam bentuk SOAP selama
satu kali kunjungan klinik. Kunjungan penulis pada klien saat ini merupakan
kunjungan awal sesuai dengan waktu pelaksanaan studi kasus bagi penulis sebagai
berikut.
Di
awali dengan member salam kepada ibu, memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan
pengumpulan data lengkap untuk setiap kunjungan penulis. Pengumpulan data
dilakukan berdasarkan manajemen asuhan kebidanan dengan kasus Abortus inkomplit
pada Ny “F” yang meliputi :
LANGKAH I IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA
DASAR
Dalam
pengkajian diawali dengan pengumpulan data melalui anamneses meliputi
identifikasi klien atau suami, data biologis/fisiologis, riwayat kehamilan,
riwayat kesehatan lalu dan sekarang, riwayat reproduksi, riwayat social
ekonomi, pola pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari hasil anamneses yang
dilanjutkan dengan data yang objektif melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium
untuk memudahkan dalam menentukan diagnose .
Dalam
tinjauan pustaka dikatakan bahwa abortus inkomplit merupakan pengeluaran hasil
konsepsi, dan adapun gejala-gejala yang ditemukan seperti amenorrhea, sakit
bagian bawah, perdarahan pervaginam, pembesaran perut tidak sesuai umur
kehamilan, plano test positif, Hb : 10,2 gram % dan pemeriksaan dalam (VT)
terbuka dan teraba jaringan.
Data
yang diperoleh pada kasus Ny “F” dengan Abortus Inkomplit penulis memperoleh
data dari hasil pengkajian yang meliputi amenorhea, perdarahan sebanyak 1
sarung berwarna merah segar, nyeri perut bagian bawah dan pemeriksaan dalam
(VT) servik terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri.
Dengan
melihat data yang diperoleh maka tidak terdapat perbedaan antara tinjauan
pustaka dengan kasus nyata pada Ny “F” dengan Abortus inkomplit.
Pada
tahap pengkajian ini penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena
adanya sifat kooperatif dari Ny “F” yang dapat menerima kehadiran penulis
terbuka dan mau menerima anjuran serta saran-saran yang diberikan oleh bidan.
LANGKAH II MERUMUSKAN DIAGNOSA MASALAH
AKTUAL
Dalam
menegakkan suatu diagnose atau masalah kebidanan berdasarkan pendekatan asuhan
kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa data, baik subjektif maupun
objektif yang diperoleh dari hasil pengkajian yang dilakukan.
Pada
tinjauan pustaka ditemukan beberapa diagnose abortus inkomplit dan ditegakkan
sebagai berikut :
1. Perdarahan
pervaginam terus menerus karena masih ada hasil konsepsi dalam kavum uteri.
2. Nyeri
perut bagian bawah
3. Ostium
uteri interna dan eksterna terbuka
4. Anemia
dan kecemasan
Pada
kasus Ny “F” dengan abortus inkomplit ditemukan nyeri dan kecemasan karena pada
saat pengkajian penulis menemukan pengeluaran darah secara terus menerus
disertai nyeri perut dan pada saat VT terdapat pembukaan pada servik dan teraba
sisa jaringan.
Dengan
demikian penerapan tinjauan pustaka dan tinjauan kasus studi Ny “F” secara
garis besar tampak ada persamaan dalam diagnose actual yang ditegakkan sehingga
memudahkan memberikan tindakan selanjutnya.
LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA
MASALAH POTENSIAL
Berdasarkan
tinjauan pustaka, masalah potensial yang terjadi pada kasus abortus inkomplit
yaitu dapat terjadi perdarahan karena masih ada sisa hasil konsepsi yang
tertinggal dalam uterus. Selain itu juga dapat terjadi perforasi, infeksi dan
syok karena adanya pembukaan serviks yang merupakan jalan masuknya kuman ke
jalan lahir. Oleh karena itu, perlu dilakukan antisipasi sebelum keadaan
tersebut jika tidak segera ditangani.
Pada
Ny “F” dengan Abortus Inkomplit ditemukan masalah potensial yaitu terjadinya
infeksi, Nampak adanya kesamaan dengan tinjauan pustaka.
Pada
kasus abortus inkomplit, diagnose / masalah yang bisa terjadi adalah potensial
terjadi infeksi.
LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA DAN
KOLABORASI
Pada
tinjauan puataka tindakan segera yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan umum
ibu dengan pemasangan infuse bila terjadi perdarahan banyak dan pemberian
antibiotic untuk mencegah terjadi infeksi dan selanjutnya mempersiapkan
kuretase.
Pada
kasus Ny “F” dilakukan tindakan kolaborasi pemberian cairan infuse RL dan
kolaborasi untuk persiapan tindakan kolaborasi.
Dengan
melihat data yang diperoleh, maka terdapat kesamaan antara tinjauan pustaka
dengan kasus nyata pada Ny “F” dengan Abortus Inkomplit.
LANGKAH V RENCANA TINDAKAN ASUHAN
KEBIDANAN
Perencanaan
adalah kasus penyusunan suatu rencana atau tindakan berdasarkan identifikasi
masalah saat sekarang serta diagnose dan masalah lain yang mungkin terjadi dan
perlu dirumuskan tujuan yang akan dicapai serta criteria keberhasilannya.
Asuhan
kebidanan adalah merupakan suatu penerapan fungsi dan kegiatan yang menandai
tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan pada pasien yang mempunyai
kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan, ibu pada masa nifas dan bayi
baru lahir serta keluarga berencana.
Abortus
Inkomplit adalah merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum kehamilan
mencapai umur 22 minggu.
Pada
tinjauan pustaka perencanaan tindakan pada ibu antenatal dengan abortus
inkomplit adalah dengan digital atau kuretase, pemberian obat antibiotic.
Pada
kasus Ny “F” penangan yang dilakukan yaitu dengan kuret dan pemberian obat
antibiotic yaitu amoxilin, obat analgesic, asam mefenamat 3x1 untuk mengurangi
nyeri. Hal ini menunjukkan adanya kesamaan antara tinjauan pustaka dengan
manajemen asuhan kebidanan pada penerapan studi dilahan praktek.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI TINDAKAN ASUHAN
KEBIDANAN
Sesuai
tinjauan manajemen kebidanan bahwa melaksanakan rencana tindakan harus
efesiensi dan menjamin rasa aman klien. Implementasi dapat dikerjakan oleh
bidan ataupun dilaksanakan ibu serta bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya
sesuai dengan tindakan yang telah direncanakan.
Pada
studi Ny “F” dengan Abortus Inkomplit semua tindakan telah direncanakan sudah
dilaksanakan seluruhnya dengan baik, tanpa hambatan kerja sama dan penerimaan
yang baik dari klien serta dukungan dari keluarga dan petugas kesehatan.
LANGKAH VII EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN
Pada tinjauan pustaka manajemen
asuhan kebidanan evaluasi merupakan langkah akhir dari prose asuhan kebidanan,
dimana tahap ini ditemukan kemajuan dan keberhasilan dalam dalam mengatasi
masalah yang dihadapi oleh klien.
Dari evaluasi akhir didapatkan
kemajuan pada Ny “F” yakni perdarahan sudah berhenti dan ibu tetap istirahat
total dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan obat yang diberikan yaitu :
·
amoxicillin 3 x 500 mg 2x1
·
Metal ergometrin 25 mg 3x1
·
Sf 1x1
Berdasarkan studi
kasus pada Ny “F” dengan Abortus Inkomplit tidak ditemukan hal-hal yang
menyimpang dari evaluasi tinjauan pustaka oleh karena itu bila dibandingkan
secara garis besar tidak ditemukan kesenjangan.
PENDOKUMENTASIAN
HASIL ASUHAN KEBIDANAN
Pendokumentasian
dibuat sebagai laporan pertanggung jawaban seorang petugas kesehatan (bidan)
atas segala tindakan yang dilakukan pada klien. Pendokumentasian ini dibuat dan
dicatat dalam rekam medic klien yang telah tersedia di setiap Rumah Sakit Umum
Daerah Pangkep.
Dalam
pendokumentasian hasil asuhan kebidanan pada Ny “F” tidak ada perbedaan antara
teori dan praktek yang telah dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep, dan
teori yang telah ada dimana pendokumentasiannya dibuat dalam bentuk SOAP
(Subjektif, Objektif, Assesment, Planning).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada
bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran untuk
memberikan gambaran dan informasi studi kasus tentang abortus inkomplit.
A.
Kesimpulan
1. Dalam
pengkajian diawali dengan pengumpulan data melalui anamneses meliputi
identifikasi klien atau suami, data biologis/fisiologis, riwayat kehamilan,
riwayat kesehatan lalu dan sekarang, riwayat reproduksi, riwayat social
ekonomi, pola pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari hasil.
2. Dalam
menegakkan suatu diagnose atau masalah kebidanan berdasarkan pendekatan asuhan
kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa data, baik subjektif maupun
objektif yang diperoleh dari hasil pengkajian yang dilakukan.
3. Pada
kasus Ny “F” dengan abortus inkomplit ditemukan masalah potensial yaitu
terjadinya anemia sedang, Nampak adanya kesamaan dengan tinjauan pustaka.
4. Pada
kasus Ny “F” dilakukan tindakan kolaborasi pemberian cairan infuse RL dan
kolaborasi untuk persiapan tindakan kolaborasi.
5. Pada
tinjauan pustaka perencanaan tindakan pada ibu antenatal dengan abortus
inkomplit adalah dengan digital atau kuretase, pemberian obat antibiotic.
6. Implementasi
dilakukan berdasarkan penanganan menurut teori.
7. Berdasarkan
studi kasus pada Ny “F” dengan abortus inkomplit tidak ditemukan hal-hal yang
menyimpang dari evaluasi tinjauan pustaka oleh karena itu bila dibandingkan
secara garis besar tidak ditemukan kesenjangan.
8. Dalam
pendokumentasian hasil asuhan kebidanan pada Ny “F” tidak ada perbedaan antara
teori dan praktek yang telah dilaksanakan di RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANGKEP
dan teori yang telah ada dimana pendokumentasiannya dibuat dalam bentuk SOAP
(subjektif, Objektif, Assesment, Planning)
B.
Saran
1. Bagi
petugas kesehatan
a. Sebagai
petugas kesehatan khususnya bidan diharapkan dapat mengetahui tanda dan gejala
awal dari abortus inkomplit sehingga dapat dideteksi lebih awal apabila
menemukan kasus tersebut serta mendapatkan penangan selanjutnya ataupun merujuk
ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih memadai.
b. Untuk
meningkatkan mutu asuhan kebidanan hendaknya bidan mampu mengikuti perkembangan
dan ilmu pengetahuan pada umumnya dalam proses kebidanan.
c. Pendidikan
kesehatan perlu ditingkatkan kepada pasien dan keluarga, agar mengerti dan mau
bekerjasama untuk mengatasi masalah serta partisipasi aktif keluarga yang
sangat dibutuhkan dalam menunjang proses penyembuhan.
2. Bagi
institusi pendidikan
Untuk
setiap institusi pendidikan agar menerapkan asuhan kebidanan dalam pemecahan
masalah dengan upaya dapat lebih ditingkatkan dan dikembangkan.
3. Bagi
pemerintah
Mendirikan
pusat pelayanan kesehatan diberbagai tempat dan secara menyeluruh, sehingga
mudah terjangkau oleh masyarakat serta meningkatkan pelayanan kesehatan
diberbagai bidang
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim
Christina S, 1993, Perawatan
Kebidanan, Jilid I. Bhratora. Jakarta.
Melfiawati
S, 1994, Kedaruratan
Obstetri dan Ginekologi, Cetakan
I. EGC. Jakarta.
Manuaba
I.B.G, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana, EGC. Jakarta.
Pusdiknakes,
1998, Program Safe Motherhood Modul,
Yayasan Bina Pustaka. EGC. Jakarta.
Rustam
Mochtar, 1998, Sinopsis
Obstetri, Edisi II. Cetakan I. EGC. Jakarta.
Ruth Johson
dan Wendy Taylor, 2002, Buku Ajaran Praktek Kebidanan, EGC. Jakarta.
Syaifuddin
A.B, 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Edisi I. Cetakan I. YBP-SP. Jakarta.
Simatupang
Erna Juliana, 2006, Penerapan Unsur-Unsur
Manajemen, Awan Indah. Jakarta.
Varney
Helen, 1997, Midwifery
Text Book Third Edition, Jones and
Bartlett. London.
Wijono,
2002, Pengaruh Aborsi, http://www.Pikiranrakyat.com diakses 10 Maret 2006.
Wiknjosastro
Hanifa, dkk, 2002, Ilmu Kebidanan,
Edisi III. Cetakan VI. YBP SP. Jakarta.
Manuaba,
I.A.C, 2008. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi
& Obstetri- Ginekologi
Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta, ECG.
Cunningham, 1995, Obstetri
Williams, Edisi 18. EGC.
Jakarta
Farrer
Hallen, 2001, Perawatan
Maternitas. Edisi II EGC. Jakarta.